Mau Beriklan?

Jumat, 03 Januari 2014

Jenis Bisnis Online Terpercaya Indonesia

Kemajuan Teknologi saat ini memicu sebagian besar penduduk Indonesia untuk mengambil andil sebagai pelaku IT. Masyarakat berpacu dengan teknologi untuk mencapai tujuan dan maksud dalam kehidupan. sehinga dewasa ini, banyak sekali bermunculan berbagai macam tawaran untuk berbisnis dan berinvestasi dengan menggunakan jasa Internet (Bisnis Online). Banyak Toko Online bermunculan, Toko yang bersifat maya, akan tetapi menyediakan produk originalnya, contohnya : zalora.comlazada.co.idtokobagus.comberniaga.com dan sebagainya...

Demikian Juga dengan bisnis online (BO), di Indonesia banyak terdapat BO yang terkenal, yaitu :
1. internetbisniscenter.net Klik untuk mempelajarinya.

yang lain dapat di klik disini

Bisnis Online

Pura Di Bali

 Pura Luhur Uluwatu
Tempat Pemujaan Dewa Rudra
Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu dari enam buah pura yang berstatus Sad Kahyangan Jagat. Pura ini berdiri megah di ujung barat daya Pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut.
Pura ini berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung -- dari Denpasar ke selatan sekitar 31 km.
 Pura Uluwatu terletak pada ketinggian 97 meter dari permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura. 
Pura Uluwatu mempunyai beberapa pura pesanakan, yaitu pura yang erat kaitannya dengan pura induk. Pura pesanakan itu yaitu Pura Bajurit, Pura Pererepan, Pura Kulat, Pura Dalem Selonding dan Pura Dalem Pangleburan. Masing-masing pura ini mempunyai kaitan erat dengan Pura Uluwatu, terutama pada hari-hari piodalan-nya. Piodalan di Pura Uluwatu, Pura Bajurit, Pura Pererepan dan Pura Kulat jatuh pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia setiap 210 hari. Manifestasi Tuhan yang dipuja di Pura Uluwatu adalah Dewa Rudra.
Bagaimana sejarah berdirinya pura ini?
Untuk bisa sampai pada jabaan pura, kita mesti menaiki anak tangga. Pada jabaan pura terdapat bangunan sedahan pengapit, bale kulkul, bale murda dan bale sakenem. Dari jabaan menuju jaba tengah kita melewati candi bentar berbentuk sayap burung yang melengkung. Untuk mencapai jeroan pura, kita melewati candi kurung yang memakai dwarapala yang berbentuk arca Ganesha. Pada utama mandala pura terdapat prasada dan palinggih berupa Meru Tumpang Tiga, palinggih tajuk, piasan catur pandaka. Pada bagian kiri dari jabaan Pura Luhur Uluwatu terdapat Pura Dalem Jurit (Bejurit) terdapat antara lain prasada, tempat moksanya Danghyang Dwijendra berdampingan dengan monumen berupa dua buah perahu yang dipakai berlayar sewaktu datang ke Pulau Bali.
 Bangunan lain di Pura Dalem Jurit adalah gedong tumpang dua, paibon, sedahan pengapit dan bale asta rsi. Di sekitar lokasi Pura Luhur Uluwatu juga dihuni kera
 
Sejarah Luhur Uluwatu
Dalam beberapa sumber disebutkan, sekitar tahun 1489 Masehi datanglah ke Pulau Bali seorang purohita, sastrawan dan rohaniwan bernama Danghyang Dwijendra. Danghyang Dwijendra adalah seorang pendeta Hindu, kelahiran Kediri, Jawa Timur.
Danghyang Dwijendra pada waktu walaka bernama Danghyang Nirartha. Beliau menikahi seorang putri di Daha, Jawa Timur. Di tempat itu pula beliau berguru dan di-diksa oleh mertuanya. Danghyang Nirartha dianugerahi bhiseka kawikon dengan nama Danghyang Dwijendra.
Setelah di-diksa, Danghyang Dwijendra diberi tugas melaksanakan dharmayatra sebagai salah satu syarat kawikon. Dharmayatra ini harus dilaksanakan di Pulau Bali, dengan tambahan tugas yang sangat berat dari mertuanya yaitu menata kehidupan adat dan agama khususnya di Pulau Bali. Bila dianggap perlu dharmayatra itu dapat diteruskan ke Pulau Sasak dan Sumbawa.
Danghyang Dwijendra datang ke Pulau Bali, pertama kali menginjakkan kakinya di pinggiran pantai barat daya daerah Jembrana untuk sejenak beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan dharmayatra. Di tempat inilah Danghyang Dwijendra meninggalkan pemutik (ada juga menyebut pengutik) dengan tangkai (pati) kayu ancak. Pati kayu ancak itu ternyata hidup dan tumbuh subur menjadi pohon ancak. Sampai sekarang daun kayu ancak dipergunakan sebagai kelengkapan banten di Bali. Sebagai peringatan dan penghormatan terhadap beliau, dibangunlah sebuah pura yang diberi nama Purancak.
Setelah mengadakan dharmayatra ke Pulau Sasak dan Sumbawa, Danghyang Dwijendra menuju barat daya ujung selatan Pulau Bali, yaitu pada daerah gersang, penuh batu yang disebut daerah bebukitan.
Setelah beberapa saat tinggal di sana, beliau merasa mendapat panggilan dari Hyang Pencipta untuk segera kembali amoring acintia parama moksha. Di tempat inilah Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh teringat (icang eling) dengan samaya (janji) dirinya untuk kembali ke asal-Nya. Itulah sebabnya tempat kejadian ini disebut Cangeling dan lambat laun menjadi Cengiling sampai sekarang.
Oleh karena itulah, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh ngulati (mencari) tempat yang dianggap aman dan tepat untuk melakukan parama moksha. Oleh karena dianggap tidak memenuhi syarat, beliau berpindah lagi ke lokasi lain. Di tempat ini, kemudian dibangun sebuah pura yang diberi nama Pura Kulat. Nama itu berasal dari kata ngulati. Pura itu berlokasi di Desa Pecatu.
 Sambil berjalan untuk mendapatkan lokasi baru yang dianggap memenuhi syarat untuk parama moksha, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh sangat sedih dan menangis dalam batinnya. Mengapa? Oleh karena beliau merasa belum rela untuk meninggalkan dunia sekala ini karena swadharmanya belum dirasakan tuntas, yaitu menata kehidupan agama Hindu di daerah Sasak dan Sumbawa. Di tempat beliau mengangis ini, lalu didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Ngis (asal dari kata tangis). Pura Ngis ini berlokasi di Banjar Tengah Desa Adat Pecatu.
Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh belum juga menemukan tempat yang dianggap tepat untuk parama moksha. Beliau kemudian tiba di sebuah tempat yang penuh batu-batu besar. Beliau merasa hanya sendirian. Di tempat ini, lalu didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Batu Diyi. Juga di tempat ini Danghyang Dwijendra merasa kurang aman untuk parama moksha. Dengan perjalanan yang cukup melelahkan menahan lapar dan dahaga, akhirnya beliau tiba di daerah bebukitan yang selalu mendapat sinar matahari terik. Untuk memayungi diri, beliau mengambil sebidang daun kumbang dan berusaha mendapatkan sumber air minum. Setelah berkeliling tidak menemukan sumber air minum, akhirnya Danghyang Dwijendra menancapkan tongkatnya. Maka keluarlah air amertha. Di tempat ini lalu didirikan sebuah pura yang disebut Pura Payung dengan sumber mata air yang dipergunakan sarana tirtha sampai sekarang.
Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh kemudian beranjak lagi ke lokasi lain, untuk menghibur diri sebelum melaksanakan detik-detik kembali ke asal. Di tempat ini lalu didirikan sebuah pura bernama Pura Selonding yang berlokasi di Banjar Kangin Desa Adat Pecatu. Setelah puas menghibur diri, Danghyang Dwijendra merasa lelah. Maka beliau mencari tempat untuk istirahat. Saking lelahnya sampai-sampai beliau sirep (ketiduran). Di tempat ini lalu didirikan sebuah pura yang diberi nama Pura Parerepan (parerepan artinya pasirepan, tempat penginapan) yang berlokasi di Desa Pecatu.
Mendekati detik-detik akhir untuk parama moksha, Danghyang Dwijendra menyucikan diri dan mulat sarira terlebih dahulu. Di tempat ini sampai sekarang berdirilah sebuah pura yang disebut Pura Pangleburan yang berlokasi di Banjar Kauh Desa Adat Pecatu. Setelah menyucikan diri, beliau melanjutkan perjalanannya menuju lokasi ujung barat daya Pulau Bali. Tempat ini terdiri atas batu-batu tebing. Apabila diperhatikan dari bawah permukaan laut, kelihatan saling bertindih, berbentuk kepala bertengger di atas batu-batu tebing itu, dengan ketinggian antara 50-100 meter dari permukaan laut. Dengan demikian disebut Uluwatu. Ulu  artinya kepala dan watu berarti batu.
Sebelum Danghyang Dwijendra parama moksha, beliau memanggil juragan perahu yang pernah membawanya dari Sumbawa ke Pulau Bali. Juragan perahu itu bernama Ki Pacek Nambangan Perahu.  Sang Pandita minta tolong agar juragan perahu membawa pakaian dan tongkatnya kepada istri beliau yang keempat di Pasraman Griya Sakti Mas di Banjar Pule, Desa Mas, Ubud, Gianyar. Pakaian itu berupa jubah sutra berwarna hijau muda serta tongkat kayu. Setelah Ki Pacek Nambangan Perahu berangkat menuju Pasraman Danghyang Dwijendra di Mas, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh segera menuju sebuah batu besar di sebelah timur onggokan batu-batu bekas candi peninggalan Kerajaan Sri Wira Dalem Kesari. Di atas batu itulah, Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh beryoga mengranasika, laksana keris lepas saking urangka, hilang tanpa bekas, amoring acintia parama moksha.


Demikianlah, sejak Danghyang Dwijendra yang disebut juga Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh parama moksha atau disebut Ngaluhur Uluwatu, pura ini disebut Luhur Uluwatu. *(lebih lengkap kunjungi agamahindu.website123.com)

Manfaat Tumbuhan Disekitar Kita

Manfaat Air Kelapa Muda untuk Ibu Hamil
Air kelapa muda sejak dulu dipercaya oleh masyarakat sangat bermanfaat untuk ibu hamil. Air kelapa muda dan juga dagingnya yang biasa disebut “degan” dipercaya bisa membuat kulit bayi bersih, mata bayi bersih dan rambut bayi lebat saat dilahirkan nanti.
Ternyata mitos tentang manfaat air kelapa muda untuk ibu hamil itu bukan sekedar omong kosong belaka. Banyak ahli kesehatan dan gizi yang telah mencoba menganalisis kandungan air kelapa dan terbukti mengandung zat-zat yang sangat bermanfaat untuk tubuh, baik ibu hamil ataupun siapa saja.
Secara umum, air kelapa mengandung 4,7 persen total padatan, 2,6 persen gula, 0,55 persen protein, 0,74 persen lemak, serta 0,46 persen mineral. Komposisi gizi yang demikian bagus menyebabkan air kelapa dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya Acetobacter xylinum untuk produksi nata de coco.
Untuk ibu hamil, agar kesehatan bayi tetap terjaga, disarankan agar rajin mengonsumsi air kelapa muda setiap hari, terutama kelapa hijau. Berikut ini beberapa manfaat air kelapa muda untuk ibu hamil:
1. Elektrolit alami
Air kelapa merupakan minuman isotonik yang memiliki keseimbangan level yang sama dengan darah kita. Beberapa produsen minuman kini berlomba-lomba mempromosikan air air kelapa dalam kemasan sebagai minuman isotonik alami. Air kelapa muda mengandung elektolit, klorida, kalsium, potassium (kalium), magnesium, sodium. Kalium (potassium) berperan penting dalam menjaga tekanan darah dan kesehatan jantung. Air kelapa juga mengandung protein, serat, mangan, riboflavin, dan vitamin C. Semuanya sangat berperan dalam menjaga stamina dan meningkatkan metabolisme tubuh ibu hamil.
2. Penawar racun
Air kelapa muda itu sangat steril dan murni, mengandung asam lauric yang berperan dalam melawan penyakit. Asam lauric juga terdapat dalam air susu ibu, yang artinya juga lebih baik dari susu bayi kalengan, yang mampu menawarkan racun dalam darah, termasuk virus, jamur dan mikroba lainnya. Air kelapa ini meningkatkan sistem imun yang mengurangi resiko diabetes, kanker, dan penularan HIV yang mungkin terjadi pada ibu maupun janin.
3. Meningkatkan sistem imun (kekebalan tubuh) ibu hamil
Asam laurat yang terkandung dalam air kelapa memiliki sifat anti-jamur, anti-bakteri dan anti-virus yang melindungi tubuh terhadap berbagai infeksi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh wanita hamil. Sistem imun tubuh yang meningkat tentunya akan menjadi benteng pertahanan tubuh terhadap serangan berbagai infeksi penyakit sehingga kesehatan ibu dan janin akan lebih terjaga.
4. Baik untuk pencernaan
Pada masa kehamilan, hormon progesteron memperlambat kontraksi otot lambung yang berakibat lambatnya pencernaan. Dengan mengkonsumsi air kelapa, proses pencernaan akan berjalan lancar seperti bisanya. Air kelapa ini juga mengandung nutrisi dan oksigen yang mudah terserap dalam sel tubuh.
Air kelapa juga dapat meningkatkan fungsi usus dan kesehatan pencernaan, serta dapat membantu meringankan sembelit, mulas, dan gangguan pencernaan lainnya yang sering dialami wanita hamil.
Halaman: 1 2 3>
Artikel Terkait Manfaat Air Kelapa Muda untuk Ibu Hamil
Description: Manfaat Minum Air Kelapa untuk Kesehatan
Description: Khasiat dan Manfaat Minyak Kelapa untuk Kesehatan
Description: Manfaat Jagung untuk Kesehatan
Description: Manfaat Rebung untuk Kesehatan
Tags: air kelapa, air kelapa muda, air kelapa muda untuk ibu hamil, manfaat kelapa hijau, manfaat kelapa muda, manfaat kelapa muda untuk ibu hamil, manfaat untuk ibu hamil, manfaat air kelapa bagi ibu hamil dan lainya, nata de coco untuk ibu hamil, manfaat air kelapa muda untuk ibu hamil, air kelapa muda untuk ibu bamil, fungsi air kelapa untuk ibu hamil, manfaat air kelapa muda untuk ibu hamil muda, manfaat air kelapa pada ibu hamil, manfaat makan nata de coco bagi ibu hamil, manfaat mengkomsumsi buah pada ibu hamil, manfaat minyak cocoa buat bumil, manfaat nata de coco untuk bumil, manfaat nata de coco untuk ibu hamil, manfaat rebung utk bumil, nata de coco bagi kehamilan, Manfaat air kelapa dan nata de coco, manfaat air kelapa dan dagingnya untuk ibu hamil, agar kekebalan tubuh ibu hamil meningkat, agar kekebalan tubuh ibu hamil terjaga, agar kekebalan tubuh terjaga, air kelapa ibu hamil muda, air kelapa kemasan untuk ibu hamil, Apa manfaat air kelapa muda untuk wanita hamil, apa minyak cocoa itu untuk ibu hamil, ibu hamil air kelapa muda, khasiat air kelapa kepada ibu mengandung

Contoh Dharma Wacana

PENTINGNYA PENDIDIKAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER
GENERASI MUDA HINDU YANG LEBIH BAIK

Om Swastyastu,
Om Avighnam Astu Namo Siddham,
Om Anno Bhadrah Krattavo Yantu Visvattah

Sebelumnya, marilah kita sama-sama menghaturkan sembah sujud bhakti kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang maha Esa), karena atas Asung Krta Wara Nugraha Beliau, kita masih dianugerahi kesehatan sehingga kita dapat berkumpul bersama-sama dalam acara rutin kita ini dengan tiada kekurangan satu apapun. Jajak.com
Yang terhormat Bapak/Ibu dewan juri lomba Dharma Wacana, dan umat sedharma yang hadir pada kesempatan kali ini yang Saya muliakan. Sebelum lebih jauh Saya berbicara, perkenankan Saya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama Saya Ni Nyoman Diwantrini, Saya mewakili SMA Negeri 1 Seputih Mataram. Adapun tema dharma wacana yang akan Saya sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini adalah “PENTINGNYA PENDIDIKAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER GENERASI MUDA HINDU YANG LEBIH BAIK”. Tema ini sengaja Saya angkat, karena mengingat dan melihat fakta-fakta yang sering terjadi di lingkungan masyarakat Hindu, banyak sekali generasi muda Hindu yang memiliki perilaku dan sikap yang menyimpang dari ajaran-ajaran yang ada dalam agama Hindu. Hal ini menunjukan bahwa betapa lemahnya iman dan sraddha generasi muda terhadap agama dan kepercayaan yang dianut. Dari permasalahan ini timbul pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita, “Kenapa masalah ini muncul? Siapakah yang bertanggung jawab dalam masalah ini? Mengapa sraddha generasi muda begitu lemah sehingga muncul permasalahan-permasalahan tersebut? Maka dari itu, disini akan Saya singgung mengenai kewajiban-kewajiban generasi muda dalam masa menuntut ilmu, baik di sekolah maupun dirumah serta di lingkungan masyarakat.
Umat Sedharma, kita sedikit banyak telah memahami pengertian tentang brahmacari asram, dimana keadaan kita dikatakan masih dalam jenjang menuntut ilmu pengetahuan. Akan tetapi dengan keadaan psikolog dan keadaan mental pada masa brahmacari yang belum memiliki tujuan yang tetap sebagai pegangan hidup, sehingga keadaan mental kita sangat mudah terombang-ambing oleh pengaruh yang muncul di luar diri kita. Masa muda keadaan jiwa dan mentalnya masih sangat labil (goyah) dan masih belum memiliki system filterisasi yang baik terhadap pengaruh-pengaruh yang berasal dari luar diri kita sangat berperan penting dalam membentuk mindset dan perilaku kita, semakin pengaruh buruk dari tempat bersosialisasi yang kita peroleh, maka semakin buruk pula pembentukan pikiran dan pengaplikasianya dalam perilaku kita.
Seperti teori yang diutarakan oleh salah satu pilsuf Inggris, John Locke mengatakan bahwa kita terlahir itu seperti halnya kertas putih yang bersih, belum ada coretan sedikitpun, kemudian melalui sosialisasi dengan keluarga, di lingkungan sekolah dan pergaulan dalam masyarakat, perlahan-lahan tapi pasti kertas putih itu, akan terisi penuh dengan coretan-coretan, baik itu coretan yang baik maupun coretan yang buruk. Masa-masa muda seperti saat inilah dimana kita belum mampu berpikir dewasa, sehingga pengaruh dari coretan memori itu akan menuntun kita dalam berperilaku. Hal inilah yang menyebabkan jiwa kita sering sekali mengalami lonjakan, gairah, egoism, semangat menggebu-gebu dan ambisi yang luar biasa dengan bentuk grafik naik turun. Untuk itu, maka sebagai benteng yang kokoh agar kita menjadi generasi muda yang memegang teguh ajaran kebenaran, sekolah dan keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang baik dan benar sesuai dengan ajaran agama, agar tercipta nantinya generasi muda yang berkompeten dan mampu bersaing dalam menghadapi kehidupan yang keras di Kali Yuga ini. Peranan ilmu pengaetahuan sangat luar biasa, seperti diuraikan dalam kitab suci Bhagavadgita IV. 35, yang berbunyi :
Api ched asi papebhyah
Sarvebhyah papakrittamah
Sarvam jnanaplavenai’va
Vrijinam samtarishyasi
Artinya :
Walau seandainya engkau paling berdosa diantara manusia yang memikul dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini lautan dosa akan kau sebrangi.
Dari sloka tersebut dapat kita peroleh maknanya, bahwa ilmu pengetahuan dalam kehidupan ini memiliki peranan yang sangat besar, sebagai penghantar individualisme menjadi insan yang memiliki karakter baik. Dan dengan ilmu pengetahuan juga, kita dapat menyadari tujuan dari kehidupan kita di dunia, kita akan tertuntun dengan baik dan selalu memegang teguh ajaran Dharma. Dengan demikian, niscaya kita nanti terhindar dari tindakan-tindakan asubha karma yang dapat menghantarkan kita ke jurang neraka dan menjadi penjelmaan manusia yang “Manusya”, yang selalu menyadari hakekat dari akhir hidupnya agar tidak mengalami kemerosotan moral dan reinkarnasi berikutnya. Dalam kitab suci sarasamuccaya dikatakan:
“Apan ikan dadi wwang, utama juga ya, nimittaning mangkana, wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang subhakarma, hinganing kottamaning dadi wwang ika”.
Artinya:
Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama apa sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang- ulang) dengan jalan berbuat baik; demikiannyalah keutamaannya menjadi manusia.
Dalam sloka ini menjelaskan, menjadi manusia ini merupakan hal yang mulia agar setiap manusia mampu membebaskan dirinya dari kesengsaraan dengan jalan berbuat subhakarma (kebaikan) dan terbebas dari hukum reinkarnasi dan mencapai kesempurnaan yaitu moksa rtam jagaditaya ya ca iti dharma.
agamahindu.website123.comUmat Sedharma, Masa muda merupakan masa uji atau masa yang sangat menentukan karma hidup kita selanjutnya, jika kita kuat menghadapi dan melewatinya niscaya kita akan menjadi insan yang bahagia dan sejahtera dalam kehidupan dan alam baka (Moksa Rtam Jagadhita Ya Ca Iti Dharma), namun, jika kita tidak mampu melewatinya maka celakalah kita. Contoh kecilnya seorang siswanyang dalam masa sekolah sangat indispliner, suka berkelahi karena ambisi, tidak mampu mengendalikan guna rajasnya, egoisme (Ahamkara) dan pikiranya diliputi kebodohan (avidya), dengan sikap demikian tentunya dia akan rugi sendiri, dia bisa terancam dikeluarkan dari sekolah, memiliki musuh yang dapat mengancam kehidupanya kelak, menjadi terkenal dengan kejahatanya, susah memperoleh peluang dan bersaing dalam memperoleh pekerjaan untuk penompang hidup kelak. Dari contoh singkat tersebut, maka bukan hal mustahil jika pada akhirnya dia akan menjadi orang yang hidup selalu berada pada jalan adharma yang penuh dosa.
Umat Sedharma, coba kita renungkan, jika kita mengalami hal tersebut?
Bagaimana orang tua kita yang mengharapkan keturunanya menjadi anak yang suputra, yang dapat mengharumkan nama keluarga di masyarakat, namun yang terjadi malah sebaliknya. Jika hal ini terjadi, maka orang tua kita akan merasa ditampar keras dan tentunya akan merasa malu dengan memiliki anak seperti kita. Hidup orang tua kita pun pastinya tidak akan dapat tenang baik di dunia maupun di alam kekal nantinya.
Apakah kita bahagia, jika orang tua kita seperti itu?
Apakah kita bangga membuat orang tua kita seperti itu?
Saya yakin, Umat Sedharma tidak mau orang tua yang melahirkan kita menjadi susah, sengsara, menderita dan malu karena ulah kita. Kita adalah orang-orang Hindu, yang memiliki begitu banyak ajaran-ajaran tentang Susila sebagai pedoman dalam berperilaku.
Umat Sedharma, sebagai generasi muda Hindu kita harus belajar dan belajar. Belajar ilmu pengetahuan, teknologi, agama, social dan ilmu-ilmu yang lainya. Karena, pada masa muda tingkat intelektualitas dan kemampuan kita bagaikan tunas baru dari ilalang, sangat tajam dan kokoh. namun semakin tua usia kita, maka ketajaman itu akan berkurang dan akhirnya kita merunduk dan tidur selamanya. Jadi, masa-masa seperti saat sekarang inilah, masa-masa dimana kita harus benar-benar serius, dan benar-benar memusatkan konsentrasi untuk belajar, ingat hari ini tidak akan kita temukan esok, lusa atau kapanpun.
Demikianlah yang dapat Saya sampaikan pada kesempatan ini, tan hana mwang sweca annulus, apabila ada kesalahan kata-kata dan kekurangan dalam penyampaian pesan dharma ini, Saya mohon maaf sebesar-besarnya dan kepada Ida Sang Hyang Widhi Saya mohon ampun.
Akhir kata Saya tutup dengan Paramasantih,
Om Santih, Santih, Santih Om *(Jajak)